Minggu, 26 Juni 2016

Derita Bulan Maret

Siapa perduli dengan postingan ini, ya hanya aku, terserahlah apa katamu, hanya saja setiap orang punya kebebasan untuk melakukan hal sekehendak hati. Apalagi caranya meluapkan apa yang dirasakan.

Jadi begini, aku sedang sibuk melewati masa putih abu yang klise, yang tempatnya banyak pengekangan dimana-mana, bahkan tikus aja ikutan ngajar, ditambah lagi ada orang muka dua. Cih munafik.

Besok ujian, pelajarannya gampang, gampang nyontek maksudnya. Dikasih kunci jawaban sama yang buat soal. Jadi sekarang santai dan kefikiran pingin curhat.

Badan ini lelah rasanya tinggal kerangka
Kepala ini penat rasanya sisa otak yang ngeblank
Hati ini sudah kebal rasanya, diacuhkanpun sudah malas meronta

Jadi sekarang, cinta aku itu datang dan pergi, memang cinta aku, gatau perasaan kamu mah masa bodoh aja sih. Ga ada perasaanpun rasanya tak masalah. Kalkulasi tulusku rasanya tak berhak itung-itungan. Jadi biarkan saja, terserah kepadaNya dengan kekuasaanNya.

Kasih ibu emang buat yang jatuh jadi bangkit, yang bangkit jadi berkah, karena berkah bisa bikin hidup bahagia.

Lagi berharap doa di jaba, semoga aja bisa dikabulkan sama yang diatas.
Kepala rumah tangga, kepala sekolah, kepala kampus, dan yang paling hebat kepala alam semesta.


(Bandung, 10 Maret 2016. Dian Angela Febria)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar