Minggu, 10 November 2013

Berakhir

              Aku tetap duduk termenung bingung, aku ini harus seperti apa? Harus sedih atau harus bahagia. Namun yang pasti aku merasa sangat kecewa, ternyata ini akhirnya. Aku masih duduk terpaku di kursi. Aku merasakan ada rasa sakit direlung hatiku. Inikah kenyataannya? Sekejap aku melemas, aku merasa berada di titik terbawah. Ini mimpi? Aku mencubit pipiku. Oh tuhan ternyata ini nyata. Semua ini kenyataan yang harus aku terima. Pesan singkat yang ku buka betulkah darimu? Pesan yang selalu ku tunggu-tunggu sebelumnya hingga aku bosan? Lalu mengapa pesan ini tetap tak membuat aku bahagia? Ternyata pesan ini benar-benar bukan lelucon. Hubungan kita berakhir? Itu yang kamu putuskan? Kamu jahat ya! Aku benci kamu sangat membencimu. Kamu bodoh sekali melepasku. Apa daya, untuk apa aku mempertahankanmu lagi? kamu juga tidak perduli. Kamu mau fokus belajar katanya. Aku marah sekali, baru aku di kecewakan seperti ini. Amarah ini sangat membuatku ingin meledak. Namun aku kuat, aku mampu menahannya. Aku menyembunyikan muka yang sangat ingin menangis di tanganku yang terlipat seperti duduk manis anak taman kanak-kanak. Aku menenangkan diriku sendiri sedikit-sedikit kutata hati ini yang sekejap kamu hancurkan. Seakan suasana disekeliling terasa sangat senyap, menandakan aku sendiri sekarang.
              Aku tak mau menutup mata, itu akan membuatku buta akan dunia yang indah. Aku tak mau menutup telinga, itu akan membuatku tuli akan tawa lain disekitarku. Aku sadar akan hal itu. Aku bangun kembali tanpa wajah sedih yang sebelumnya aku sembunyikan. Ingin sekali aku berbagi cerita tentang kekecewaan ini. Aku ingin ada yang mampu menenangkanku dan membuatku tersenyum lagi. Aku mulai berdiri aku melangkahkan kakiku perlahan. Aku meninggalkan kursi dan mejaku. Berjalan keluar pintu, aku mencoba kuat. Kebingungan yang sebelumnya membuatku terpaku kini telah meninggalkan jawaban. Aku harus bahagia. Sebab penderitaanku sekian lama telah berakhir. Kebahagiaan baru akan mulai tercipta.




14 JUNI 2013 - 7 NOVEMBER 2013

Sabtu, 02 November 2013

Hilangnya Panca Indra

              Seberapa butakah matamu sehingga kau tak dapat melihat perhatianku? Seberapa matinya perasaanmu hingga kau tak sadar ada orang yang berjuang untukmu? Seberapa tulinya telingamu hingga kau tak mendengar ada orang yang selalu menyematkan namamu di setiap hembusan nafas dan doanya? Yang selalu berharap yang terbaik untukmu? Mengapa kau mudah mengakhiri yang kupikir bisa berjalan lebih lama dari ini?
              Kamu ini tega sekali! Aku ingin kamu tahu rasanya jadi aku! Aku ingin kamu tahu rasanya jadi perempuan yang memikul beban karena harus melenan dengan pahit bahwa kini cintanya telah bertepuk sebelah tangan! Aku ingin kamu tahu rasanya jadi aku! Yang terus-terus bertanya masih kah ada aku dalam hatimu. Seandainya kau tahu rasanya bertemu dengan orang yang kamu cintai namun bertingkah seakan tak ada rasa. Seakan kau sudah lupa dengan segala hal tentang perasaanmu yang dulu kamu agungkan padaku. Yang kau deskripsikan bahwa semuanya itu cinta dan kasih sayangmu untukku. Seakan dulu semuanya tak pernah terjadi.
               Kemana kah kepintaranmu yang selalu kamu bangga-banggakan kepada orang-orang disekelilingmu? Mengapa kau bodoh mengabaikanku? Ku alami rasa sakit itu setiap hari, setiap ku mengingat semua kenangan dulu dan setiap ku menyadari semua kenyataan yang ku alami saat ini.