Senin, 18 Mei 2015

Andai Dia Mengetahui

          Hari berlalu tak pernah pergi dengan keindahan yang sempurna. Seperti bahagia namun sesungguhnya amat terluka. Permainan peran apa lagi yang harus aku jalankan. Hidup ini memang penuh sandiwara, hingga aku harus tertawa diparuh waktu hariku dan menangis tersedu-sedu ketika aku menjadi aku. Saat ramai sedih ini bersembunyi hingga tak terlihat, menjelma menjadi sosok lain dan kembali ketika aku hanya aku.
          Ini tentang tingginya khayalku, besarnya harapan yang tak mampu aku sampaikan. Ketika seseorang memperingatkanku bahwa perempuan tak berhak terang-terangan menyatakan perasaannya. Ini masih tentang cinta yang mungkin tidak akan terbalaskan lagi untuk kesekian kalinya. Laki-laki kali ini bukan penggemar sastra jadi akan kusampaikan dengan bahasanya. Hanya lewat tulisan yang sesungguhnya belum tentu dia baca.



"Hai, mungkin kamu nganggep aku cuman temen chat doang. Tapi kalau aku, ngerasa nyaman banget chat sama kamu. Kalau emang kamu ngerasanya ga pernah ngasih harapan mungkin aku aja yang terlalu bawa perasaan. Kayanya aku udah jatuh cinta sama kamu. Sekiranya di hati kamu yang terdalam memang ga ada aku, jauhin aku ya. Aku gamau cuman jadi temen kesepian yang bisa kamu tinggalin gitu aja pas udah dapet yang kamu mau."








(Bandung, 18 Mei 2015. Dian Angela Febria)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar