Jumat, 28 November 2014

Pelangi di Musim Kemarau

Tak ada sapaan walau sering berjumpa
Mendengar celotehan membuat aku bertanya
Seseorang yang berbeda
Kufikir hadir dari antah berantah

Kenalkan aku
Ini lah caraku, gurauan bodohku
Hingga berhasil jadi teman akrabmu
Kerap bertemu diberbagai waktu

Ku kenal dirimu
Dirimu yang hadir dalam ruang sepi
Memberikan hadiah terbaik
Bukan berbagi coklat atau gulali
Cukup dengan perhatian termanis

Tabiat emosimu seperti angin
Berhembus elok hingga menjadi topan
Adakalanya mendera
Adakalanya emosi tak terkendalikan

Dalam pandangan mataku
Melihat diriku dengan mata hatimu
Akulah bunga didalam taman
Hanya bagian dari keindahan dan bukan suatu keindahan

Dalam pandangan mataku
Melihat dirimu dengan mata hatiku
Kamu lah pelangi dimusim kemarau
Keindahan yang hanya ada dalam angan tak terwujud

Hadirmu nampak setelah kesedihan
Tapi karam dalam kesedihan pula
Mengapa begitu
Karna aku tau arti hadirku
dan bernarkah bermakna begitu?

Walau begitu
Tetaplah jadi teman terbaikku
Mendengar celotehanku
Menjadi biasan cahaya yang indah disetiap lamunan sepiku


(Bandung, 21 November 2014. Dian Angela Febria)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar